Kamis, 22 Maret 2012

Menaruh telur di satu keranjang

Ada sebuah nasihat bijak yang mengatakan "jangan taruh semua telur Anda dalam satu keranjang." Apakah anda setuju dengan saran tersebut ? Menurut saya itu adalah sebuah nasihat yang bagus, namun saya pribadi tidak sepenuhnya setuju dengan saran itu.

Warren Buffett, salah seorang terkaya di dunia, menyarankan "Taruh semua telurmu dalam satu keranjang" Anda mungkin akan berkata, "Kalau kita menaruh telur di banyak keranjang, maka jika pecah satu masih ada telur yang lain." Tetapi lain lagi argumen Buffett, "Dengan menaruh semua telur dalam satu keranjang, kita bisa menjaga satu-satunya keranjang itu dengan sangat hati-hati sehingga tida ada satu pun telur yang akan pecah."

Dia menjadi sangat kaya kaena menaruh semua 'telur'nya hanya dalam 1 keranjang. Buffett hanya bermain saham. Saham yang dibeli juga saham-saham konvensional seperti Coca Cola dan Gillette. Buffett hanya fokus membeli saham perusahaan yang sudah memiliki sejarah ratusan tahun, memiliki fundamental yang kuat. Dia tidak tertarik membeli saham perusahaan teknologi ataupun perusahaan dot.com. Karena menurutnya, perusahaan seperti itu hanya musiman, tidak seperti perusahaan Coca Cola dan Gillette. Buffett fokus pada caranya, pada idealismenya.

Apakah tidak boleh memiliki banyak bidang usaha? Bukankah banyak orang sukses lain yang memiliki berbagai bidang usaha? Saya tidak mengatakan bahwa kita hanya boleh menjalankan satu bidang usaha, namun pada awalnya sebaiknya fokus 1 dulu. Fokus sampai bisnis di 1 bidang usaha tersebut berjalan dengan baik, sudah memiliki sistem yang baik dan bisa ditinggal, baru mulai bidang yang lain.

Johnny Andrean contohnya. pada awalnya dia hanya fokus di bidang salon. Setelah salon-salonnya sukses, memiliki sistem dan bisa ditinggal, mulailah dia melirik bidang lain. Kemudian dia bawa masuk ke Indonesia BreadTalk, brand bakeri franchise dari singapura yang mengusung sistem open kitchen (dapur terbuka) sehingga pengunjung dan pembeli bisa melihat langsung proses produksi roti dari awal sampai ditata di rak display. Konsep tersebut relatif baru saat itu, maka 'boom' BreadTalk sukses luar biasa.

Tidak berhenti sampai di BreadTalk saja. Setelah BreadTalk sukses, dibuatlah J.CO, sebuah resep donat yang disesuaikan dengan lidah orang indonesia. Sukses luar biasa lagi. Bahkan J.CO sudah merambah Malaysia dan Singapura.

Jadi, memang tidak ada larangan untuk 'bermain' di banyak bisnis, bahkan bisnis yang sama sekali tidak berhubungan. Apa hubungan rambut dengan donat? Tidak masalah apa bisnis yang Anda kerjakan, yang penting fokus pada 1 bisnis dulu baru mengembangkan bisnis-bisnis yang lain. Jika tidak, Anda malah menghancurkan bisnis yang sebelumnya sudah Anda bangun dengan susah payah.

From : UNLIMITED WEALTH by Bong Chandra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar